Kamis, 20 Agustus 2020

Selamat Datang

BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH ELEKTRONIKA, SENSOR, MIKROPROSESOR, DAN MIKROKONTROLER

TA. SMT GANJIL 2018/2019 


Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat Mata Kuliah Sensor, Mikroprosesor dan Mikrokontroler


Dosen : Darwison, MT

Referensi :



  • 1. Darwison, 2011, ”Teori, Simulasi, dan Aplikasi Elektronika ”, ISBN: 978-602-9487-07-7, CV Ferila, Padang.
    2. Blocher, Richard, 2004 “ Dasar Elektronika” ISBN: 979-731-494-4 ,Andi Offset, Yogyakarta. 
    3. Bishop,Owen, 2003 ”Dasar-dasar Elektronika ”, ISBN: 979-741-431-0, Jakarta.
  • 4. a. J.G. Webster (Ed), Measurement, Instrumentation, and Sensors Handbook CRCnetBase 1999, CRC Press LLC, 1999.
  • 5 . Darwison, 2007 “ Teori, Rancangan ,Simulasi Dan Aplikasi Mikroprosesor Dan Mikrokontroller” ISBN: 978-602-9487-09-1”, CV Ferila, Padang atau
Reno Siska Syaflina
(1510952006)

Hasil gambar untuk logo unand


 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 

Kamis, 27 Februari 2020

Selamat Datang

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITAL


Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat Mata Kuliah Elektonika dan Praktikum Elektronika dan Teknik Digital

Dosen : Darwison, MT
Muhammad Ilhamdi R., Dr.Eng

Referensi :

  • 1. Darwison, 2011, ”Teori, Simulasi, dan Aplikasi Elektronika ”, ISBN: 978-602-9487-07-7, CV Ferila, Padang.
    2. Blocher, Richard, 2004 “ Dasar Elektronika” ISBN: 979-731-494-4 ,Andi Offset, Yogyakarta. 
    3. Bishop,Owen, 2003 ”Dasar-dasar Elektronika ”, ISBN: 979-741-431-0, Jakarta.
Reno Siska Syaflina
(1510952006)


 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 

Senin, 11 Maret 2019

UTS (TIMBANGAN DIGITAL dengan Prinsip Jembatan Wheatstone)

[menuju akhir]

RANGKAIAN TIMBANGAN DIGITAL

dengan prinsip Jembatan Wheatstone
1. Tujuan  [kembali]
  1. a. Mengetahui dan memahami prinsip kerja rangkaian jembatan wheatstone b. Mengaplikasikan prinsip kerja rangkaian jembatan wheatstone dalam kehidupan sehari hari
2. Alat dan Bahan  [kembali]

  1.  IC Analog to Digital(ADC)0804.
  2.  IC BCD 74ls48
  3.  Seven Segmen
3. Dasar Teori  [kembali]

  Dalam membuat timbangan digital ini, digunakan  prinsip jembatan Wheatstone. Pada salah satu variabel  tahanannya bisa divariasikan tergantung dari pengaruh strain gauge. sehingga menggunakan potensio untuk mewakilkan sensor strain gauge pada rangkaian jembatan wheatstone yang dibuat.

Sensor strain gauge adalah sensor yang digunakan untuk mengukur berat atau beban dari suatu benda dalam ukuran besar. Sensor strain gauge ini sering diaplikasikan pada jembatan timbang mobil atau alat ukur berat dalam skala besar. Sensor strain gauge adalah grid metal-foil yang tipis yang dilekatkan pada permukaan dari struktur. Apabila komponen atau struktur dibebani, terjadi strain dan ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid berubah sebanding dengan strain induksi beban .

Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat bermacam macam ukuran gauge dan bentuk grid. Untuk macam gauge yang terpendek yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan gauge standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gauge untuk tujuan khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm.

Stranin gauge menunjukan perubahan tahanan Î”R/R yang dihubungkan dengan strain ε dalam arah grid diekspresikan oleh :

Sg adalah factor gauge atau konstanta kalibrasi untuk gauge. Factor Sg selalu lebih kecil dari sensitivitas alloy metallic Sa karena konfigurasi grid dari gauge dengan konduktor transverse lebih kecil responsifnya ke strain axial dari pada konduktor lurus uniform.

4. Rangkaian [kembali]

prinsip kerja : Sensor mempengaruhi nilai strain gauge( disimbolkan potensio) Nilai Resistansi total dari jembatan wheatstone tu masuk ke Vin(input) Inputnya ada dua yaitu positif dan negatif. Input positif tergantung arah kutub baterai diawal dan sebaliknya. Dengan menekan tombol switch berarti kapasitor meluruh sebagai trigger (pemicu) untuk mendapatkan nilai sensor sebenarnya pada ADC. Pada sensor ADC, nilai analog tadi berubah menjadi bilangan digital 8 bit. 4 bit pertama untuk sevent segment pertama dan 4 bit sisanya untuk sevent segment kedua. 5. Video  [kembali]


6. Link Download [kembali]
Download Simulasi Rangkaian DOWNLOAD

Download Video Rangkaian DOWNLOAD


[menuju awal]

DIODA

[menuju akhir]



  1. Mengetahui pendekatan dioda
  2. Mengetahui konfigurasi dioda seri dengan input DC
  1.  Dioda
  2.  Transistor
a. Pendekatan Dioda
Gambar 1. Grafik pendekatan dioda
Pendekatan pertama, kita gambarkan dioda sebagai sebuah saklar yang terhubung seri dengan tegangan lutut Vk = 0,7 V. Jika tegangan pengganti tevenin yang tersambung ke dioda melebihi 0,7 V maka saklar akan menutup.
Pendekatan kedua, Pendekatan ini jarang dipergunakan karena nilai hambatan bulk sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Jika nilai hambatan memenuhi syarat :  RB < 0,01 RT (tahanan tevenin di depan dioda) maka RB bisa diabaikan. Dalam pendekatan  ini dioda digambarkan sebagai sebuah saklar yang tersambung seri dengan tegangan lutut dan sebuah hambatan bulk.
Nilai VD = 0,7 V + IDRB

Pendekatan ideal suatu dioda dimana dioda disimpulkan seperti sebuah saklar pada suatu rangkaian yang akan menutup jika dibias maju dan akan terbuka jika dibiar mundur.  Dari gambar kurva dioda ideal nampak bahwa dioda seolah-olah mempunyai hambatan = 0 saat dibias maju dan hambatan tak terhingga saat dibias mundur.

b. Konfigurasi Dioda Seri dengan Input DC

1. Forward Bias 
    Forward bias terjadi apabila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatifnya ke terminal katoda (K), maka dioda. dengan VA-K adalah positif.
 
Gambar 2. Forward bias

2. Reverse Bias
     Reverse bias adalah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positif ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. sehingga tegangan anoda katoda VA-K adalah negatif.

 
Gambar 3. Reverse Bias


4. Rangkaian Percobaan [kembali]


Gambar 4.1 Rangkaian percobaan forward bias

Dengan pemberian polaritas tegangan yakni VA-K positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh kutup negatip baterai me- lewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk melewati persam- bungan. Oleh karena itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda di- beri bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalirkan elektron. Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan arus. Arah arus dan elektron berlawanan adalah berlawanan.

Gambar 4.2 Rangkaian percobaan reverse bias

Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip baterai menjauhi persambun- gan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positip baterai menjauhi persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang dis- ebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir. Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur (reverse satura- tion current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat mencapai harga maksi- mum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh tem- peratur. Makin tinggi temperatur, makin besar harga Is. Pada suhu ruang, besarnya Is ini da- lam skala mikro-amper untuk dioda germanium, dan dalam skala nano-amper untuk dioda silikon.
5. Video  [kembali]

a. Forward bias

b. Reverse bias
6. Link Download [kembali]
Download Simulasi Rangkaian a. forward bias DOWNLOAD b. reverse bias DOWNLOAD

Download Video Rangkaian a. forward bias DOWNLOAD b. reverse bias DOWNLOAD


[menuju awal]

Sabtu, 02 Desember 2017

DIODA

[menuju akhir]



MODUL II
MIKROKONTROLLER ARDUINO 2560

modul 1 mikro

[menuju akhir]



MODUL I
MIKROKONTROLLER ATMEGA 128
a. Merangkai dan menguji output pada mikrokontroller ATMEGA 128 
b. Merangkai dan menguji input pada mikrokontroller ATMEGA 128 
c. Merangkai dan menguji I/O pada mikrokontroller ATMEGA 128 
           
2. Alat dan Bahan  [kembali]
         a.    
Module AT MEGA 128
         b.    LED
        c.    Switch

3. Dasar Teori 

[kembali]
A. Mikrokontroller ATMEGA 128

Mikrokontroller ATMEGA 128 merupakan mikrokontroller keluarga AVR yang mempunyai kapasitas flash memori 128KB. AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan ATEMEL inc, berdasarkan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Secara umum, AVR dapat terbagi menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga AT-Mega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, bisa dikatakan hampir sama. Semua jenis AVR dilengkapi dengan flash memori sebagai memori program. Kapasitas dari flash memori ini berbeda antara chip yang satu dengan chip yang lain. Tergantung dari jenis IC yang digunakan. Untuk flash memori yang paling kecil adalah 1 kbytes (ATtiny11, ATtiny12, dan ATtiny15) dan paling besar adalah 128 kbytes (AT-Mega128). Berikut ini adalah spesifikasi Mikrokontroler AVR ATMega-128 dan konfigurasi pin ATMEGA 128. 

1. Saluran I/O sebanyak 56 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D, Port E, Port F dan Port G.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. 2 buah Timer/Counter 8 bit dan 2 buah Timer/Counter 16 bit.
4. Dua buah PWM 8 bit.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. Internal SRAM sebesar 4 kbyte.
7. Memori flash sebesar 128 kBytes.
8. Interupsi Eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 4 kbyte.
11. Real time counter.
12. 2 buah Port USART untuk komunikasi serial.
13. Enam kanal PWM.
14. Tegangan operasi sekitar 4,5 V sampai dengan 5,5V



Konfigurasi pin ATMEGA-128

B. LED


LED adalah suaatu semikonduktor yang memancarkan cahaya,  LED mempunyai kecenderungan polarisasi. LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati  LED. Ini menyebabkan LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.
4. Tugas Pendahuluan [kembali]
        Kondisi : Dengan input switch pertama,LED bergerak dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri delay 500 ms dan dengan input switch kedua LED blink sebanyak 2 kali. Kondisi awal semua LED mati.

5. Flowchart [kembali]


6. Listing Program [kembali]
#include <mega128.h>                                   // untuk mengaktifkan library atmega128
# include <delay.h>                                        // untuk mengaktifkan library delay
void main(void)                                                // Fungsi utama
{                                                                            // Kurung pembuka
PORTE=0x00;                                                     // Mendeklarasikan kondisi awal PORT E dalam keadaan mati
DDRE=0x00;                                                        // Mendeklarasikan PORT E sebagai input
PORTC=0x00;                                                     // PORTC kondisi awalnya dalam keadaan mati
DDRC=0xff;                                                      // PORTC merupakan OUTPUT
while(1)                                                               // Fungsi Perulangan
{
if (PINE.0 == 1 && PINE.1 == 0)                                         // Jika PINE.0 bernilai 1 dan PINE.1 bernilai 0
{
PORTC=0b00000001 ;                                                      // 1 led di PORTC hidup
delay_ms(100);                                                           // led hidup bergantian dengan bergeser ke kiri
PORTC= 0b00000010;                                                      
delay_ms(100);
PORTC= 0b00000100;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00001000;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00010000;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00100000;  
delay_ms(100); 
PORTC= 0b01000000;  
delay_ms(100); 
PORTC= 0b10000000;  
delay_ms(100);                                                                // led dilanjutkan hidup bergeser ke kanan
PORTC= 0b01000000;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00100000;  
delay_ms(100); 
PORTC= 0b00010000;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00001000;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00000100;  
delay_ms(100);
PORTC= 0b00000010;  
delay_ms(100);                                                        //delay 100ms
}

else if (PINE.0==1 && PINE.1 == 1)                                                    // Jika PINE.0 bernilai 1 dan PINE.1 bernilai 1
{            
PORTC=0b01100011;                                                      // Maka 4 led di PORTC akan hidup
delay_ms(100);
PORTC=0b01010101;
delay_ms(100);
PORTC=0b11010110;
delay_ms(100);                                                // delay 100 ms
}
else                                                                        // jika tidak
{
PORTC=0x00;                                                     // led di PORTC akan mati
delay_ms(100);                                                 // delay 100ms
 } }                                                                         //Kurung penutup

7. Video Simulasi Rangkaian [kembali]
8. Analisa hubungan Rangkaian dan Program [kembali]


Dari praktikum ini dapat kita lihat bahwa antara rangkaian dengan program saling berhubungan. Jika program salah maka rangkaian tidak akan bisa disimulasikan dan begitu juga sebaliknya. Port yang digunakan pada rangkaian harus terlebih dahulu di deklarasikan diprogram sebagai port input atau output. Pada program diatas portc sebagai output dan porte sebagai input. Led digunakan sebagai penjelas dari output. 
9. Link Download [kembali]
Download Video Rangkaian DOWNLOAD
Download HTML DOWNLOAD
Download Listing Program DOWNLOAD
Download Simulasi Rangkaian DOWNLOAD


[menuju awal]
Postingan Lama Beranda